Copet Rasis

Setelah merantau ke jakarta baru saya tahu kalau ternyata ada juga copet yang rasis.  Ceritanya begini, seperti biasa saya selalu turun di Uki cawang untuk melanjutkan perjalanan ke cililitan.  Sudah menjadi rahasia umum kalau pencopet di Uki itu banyak dan dalam melakukan aksinya mereka selalu mempepet para penumpang ketika turun dan naik tepat dipintu bus. Jadi bagi yang belum tahu sebaiknya jangan berdesakan di pintu bus.

Nah..suatu kali ketika saya hendak turun dari bus, saat yang sama dua orang laki-laki naik mempepet saya dan dengan lihainya tanganya merogoh kantong celana saya.  karena merasa ada sesuatu yang masuk ke saku celana saya, spontan saya langsung menangkap tangan pencopet itu dan spontan juga keluar kata-kata dalam bahasa daerah batak dari mulut saya, “Aha do maksudmu lae?” (Apa maksudmu lae).. setelah mengucapkan kata-kata itu spontan pencopet ini langsung menarik tangannya dan minta maaf dalam bahasa batak, “maap lae hurippu dang halak kita..!” (maaf lae saya pikir bukan orang kita (batak)..!”  saya sendiri kaget mendengar jawaban pencopet itu.  Nah..baru saya tahu ternyata pencopet itu tidak mau mencopet “halak hita” (sesama orang batak).

Pengalaman yang sama terjadi lagi minggu berikutnya di tempat yang sama, namu kali ini orangnya berbeda.  Saat saya mau naik bus pencopetnya turun dan mempepet saya.  Nah..karena sudah pengalaman minggu sebelumnya lalu saya melancarkan jurusnya dengan kata-kata, “aha do maksudmu lae?” spontan copetnya minta maaf.

Pengalaman-pengalaman seperti ini sudah berpuluh kali saya alami dan setiap jurus itu saya sampaikan selalu aman dari aksi pencopet.  Namun suatu kali saya merasa apes karena jurus itu tidak berlaku.  Ketika itu di bus saya berdiri karena tidak kebagian tempat duduk.  Bersama saya di bagian belakang bus juga ada  tiga orang laki-laki yang tampangnya agak aneh, karena berdesakan mereka juga leluasa menggeranyangi kantong celana saya dan saat saya merasa ada tangan yang masuk, saya langsung mengeluarkan jurus saya, “Aha maksudmu lae..?” dua kali saya ucapkan kata-kata sakti itu namun mereka tetap tidak peduli…ternyata saya menemukan bahwa mereka bukan “halak hita” (orang kita)..akhirnya duit melayang deh..!



Artikel Terkait:

0 komentar:

Posting Komentar

Artikel Sering di baca