Pesan Tuhan Melalui Merapi


Pendahuluan:
Siapa yang tidak mengetahui gunung Merapi? Tentu semua orang tahu gunung yang satu ini. Gunung yang terletak di antara propinsi Jawa tengah dan DIY yang dikelilingi oleh empat kabupaten yaitu Sleman, Boyolali, Klaten, Magelang, dengan ketinggian 2.968 m di atas permukaan laut. Merapi saat ini sedang dalam pemberitaan semua stasiun televisi dan media cetak dalam dan luar negeri.  Gunung yang di sebut teraktif didunia ini kembali bangun dari tidur pendeknya dan langsung menebar ancaman kepada warga sekitar akibatnya warga pun dipaksa meninggalkan desa dan harta benda mereka ke tempat pengungsian.
I.Isyarat Merapi sebagai sebuah kabar baik
Sebelum Merapi meletus tanggal 26 oktober 2010 yang lalu, Merapi sudah mengirimkan sebuah sinyal bahwa tidak lama lagi dirinya akan meletus.  Isyarat-isyarat itu di berikan supaya warga yang berdiam disekitarnya segera bersiap-siap meninggalkan Merapi sendirian untuk beberapa waktu ke depan.
Melalui Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) yang setia mengamati perkembangan aktivitas dan menangkap sinyal-sinyal Merapi melalui peralatan canggih yang mereka miliki lalu meneruskannya kepada warga supaya berhati-hati.  Merupakan kabar baik bila Merapi lebih dahulu mengirimkan sinya/isyarat peringatan sebelum meletus.  Coba kita bayangkan, bagaimana sekirannya Merapi meletus tiba-tiba lalu mengeluarkan lava pijar dan awan panasnya dengan suhu 1.000 -1.100°C saat keluar kawah, dan ketika menerjang permukiman suhunya menjadi sekitar 500-600°C dapat dipastikan dalam sekejap semua warga akan tewas terpanggang awan panas atau yang lebih di kenal dengan Wedhus Gembel.

Tetapi Tuhan itu baik, melalui PVMBG mereka dapat mengamati dan menentukan tahap-tahap atau status bahaya Merapi:
 
·        Tahap pertama Aktif normal artinya level aktivitas dasar tidak berbahaya, warga masih bisa tinggal dan beraktivitas dengan baik.
·        Tahap kedua waspada: adanya peningkatan aktivitas diatas normal dan terjadi peningkatan tekanan magma, dan warga di himbau berhati-hati. 
·        Tahap ketiga Siaga artinya aktivitas Merapi semakin berbahaya menandakan Merapi sedang bergerak ke arah letusan atau menimbulkan bencana, warga diminta menjauh dari Merapi.
·        Tahap empat awas artinya Merapi segera atau sedang meletus atau ada keadaan kritis yang menimbulkan bencana, letusan pembukaan dimulai dengan abu dan asap dan berpeluang terjadi dalam waktu 24 jam, pada tahap ini warga harus meninggalkan kawasan Merapi ketempat yang aman.
                                                      
Pada tanggal 26 oktober 2010 waktu magrib, Merapi tidak dapat lagi menahan dirinya dan memuntahkan lava pijarnya serta awan panas dan abu vulkanik dengan hebat.  Peristiwa ini menyebabkan semua pohon terbakar rusak, rumah-rumah hancur dan puluhan nyawa melayang terpanggang awan panas termasuk sang juru kunci Mbah Maridjan.  Sekirannya mereka menuruti sinyal/isyarat yang di kirim oleh merapi lewat PVMBG yang sudah memberikan peringatan waspada, siaga dan awas, mungkin tidak akan ada korban tewas dalam peristiwa ini.


Namun ada orang yang telah merasa lebih pintar dan lebih tahu dengan berpegang pada keyakinan serta kepercayaan sendiri, sehingga tidak mau dan segera bertindak meninggalkan Merapi.  Sebagian lagi karena merasa sayang akan harta bendanya, sebagian lagi karena ingin meliput dan menemani Mbah Maridjan.

Kabar baik bahwa tidak ada seorang pun yang harus binasa adalah pekabaran Sang Raja Sorga Juru Kunci Alam semesta kepada umat manusia zaman akhir ini.  Isyarat kabar baik ini di sampaikan oleh Tuhan melalui Firman-Nya Alkitab dan di pertegas lagi lewat peristiwa-peristiwa alam seperti Merapi dan gempa Tsunami di Mentawai.  Firman Tuhan berbicara bahwa bumi ini akan segera menemui ajalnya alias kiamat.  Sama seperti Merapi, Tuhan juga mengirimkan sinyal-sinyal supaya manusia waspada, siap siaga dan awas.

Alkitab mencatat bahwa akan banyak terjadi bencana alam yang intensitasnya akan semakin meningkat.  Matius 24 mengisahkan rentetan peristiwa-peristiwa zaman akhir yang akan menimpa dunia ini.  Sesungguhnya ini adalah kabar baik, sebab Allah tidak datang membinasakan dunia ini dengan membabi buta tanpa tanda-tanda atau sinyal-sinyal tertentu, sebagaimana yang di tulis nabi Amos, “Sungguh, Tuhan ALLAH tidak berbuat sesuatu tanpa menyatakan keputusan-Nya kepada hamba-hamba-Nya, para nabi.”  Sama halnya Merapi tidak tahu kapan meletusnya tapi tanda-tandanya sudah di ketahui dan ketika tanda-tandanya di ketahui waktunya untuk menyelamatkan diri.


II.Pesan Merapi kepada Umat Manusia
Gunung adalah ciptaan Tuhan, memandang dan mendaki pada saat normal adalah pengalaman yang sangat menyenangkan.  Tapi bila gunung itu mulai bangun dan beraktifitas akan menjadi pendangan yang sangatmenakutkan.  Sejak semula Tuhan tidak ,menciptakan gunung untuk membahayakan manusia.  Gunung memberikan kehidupan, banyak orang yang datang mendekatinya, tanahnya subur untuk pertanian, sumber airnya jernih bebas dari pencemaran, udaranya sejuk bebas dari polusi, menjadi tempat rujukan banyak orang untuk refresing menyegarkan pikiran terutama orang-orang yang tinggal dikota-kota besar.

Adakah pesan khusus yang ingin di sampaikan Merapi kepada kita? Setiap peristiwa membawa pesan tersendiri bagi manusia terutama yang mengalaminya.  Matius 24:6, “….Namun berawas-awaslah jangan kamu gelisah; sebab semuanya itu harus terjadi, tetapi itu belum kesudahannya.”  Lalu apakah pesan khusus Merapi kepada kita sekarang ini?

Pertama adalah untuk mengalihkan pikiran manusia dari lembah atau lereng hidup dunia ini sejenak berhenti dan memandang ketinggian kepuncak gunung yaitu memandang keatas kepada Allah Pencipta gunung Merapi.  Manusia sibuk mencari nafkah, sibuk dengan kehidupan sendiri, keluarga sendiri, pekerjaan sendiri,kelompok sendiri asyik bermain-main dalam hidupnya, manusia menjadi angkuh, sombong, karena bisa hidup makmur dan sukses, bisa bangun rumah, beli mobil, menjadi kaya menimbun harta untuk diri sendiri, berpikir bahwa itu semua karena kehebatan, kemampuan, kepintaran sendiri sehingga manusia lupa kepada penciptannya sendiri, padahal Tuhan sudah mengingatkan dalam ulangan 8:18, “Tetapi haruslah engkau ingat kepada TUHAN, Allahmu, sebab Dialah yang memberikan kepadamu kekuatan untuk memperoleh kekayaan, dengan maksud meneguhkan perjanjian yang diikrarkan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu, seperti sekarang ini.”

Sekarang lewat Merapi pesan di sampaikan dan mata tertuju memandang puncak Merapi.  Manusia di alihkan pandangan dari lembah dunia ini keatas, kepada Allah penguasa gunung merapi.  Saat ini manusia akan menyadari bahwa mereka tidak berdaya menghadapi alam ciptaan Tuhan ini.  Hal ini mengajarkan manusia untuk bergantung kepada Tuhan dan hidup mengandalkan Tuhan dalam semua aspek hidupnya serta menghargai setiap berkat yang kita dapatkan sebagai kemurahan Tuhan.

Pesan kedua adalah supaya manusia menghargai dan bersyukur atas nafas hidup yang Tuhan berikan.  Debu vulkanik yang di muntahkan Merapi yang menyebabkan ganguan pernafasan dan sangat menyiksa, sehingga saat ini orang merindukan undara bersih tanpa abu.  Kita diingatkan betapa berhargannya hidup dan udara bersih.  Setipa tarikan nafas kita adalah anugerah Tuhan, mengingatkan kita untuk menghargai hidup ini dan menjaganya demi kelangsungan hidup manusia.
Pesan ketiga adalah supaya manusia saling tolong menolong dan peduli kepada sesamanya.  Dunia dimana kita hidup adalah dunia yang sangat individual.  Orang tidak peka terhadap sesamanya.  Melalui peristiwa ini banyak orang berlomba-lomba untuk memberi bantuan, mulai dari pribadi, perusahaan, instansi dll, walaupun motifnya beraneka ragam.  Tetapi paling tidak manusia diajar untuk membantu dan memberi bukan hanya saat ada bencana.  Setiap hari hidup harus memberi, apa saja dapat di berikan, waktu, uang, tenaga, perhatian, kasih sayang dll.  Memberi atas dasar kasih yang tulus, ikhlas tanpa pamrih dan tanpa publikasi seperi yang di ajarkan Yesus, “Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu.” Matius 6:3.

Pesan ke empat adalah supaya kita tidak main-main dengan amaran Tuhan.  Letusan kedua Merapi 5 november kembali menelan korban tewas 88 orang dan korban luka 74 orang. Mereka  adalah warga yang meremekan dan mengabaikan amaran PVMBG.  Mereka kembali ke desanya untuk melihat harta bendanya, akibatnya mereka binasa seketika.  Sama halnya pada zaman Nuh yang mengamarkan manusia bahwa air bah akan datang membinasakan dunia, namun dunia mengabaikan dan meremehkan sinyal itu sehingga mati binasa.

Pada zaman akhir ini, ALLAH SANG RAJA SORGA telah mengamarkan umat manusia dengan suara nyaring supaya bertobat dan datang kepada-Nya.  Wahyu 14:6-12 adalah amaran terkahir kepda dunia ini sebelum Tuhan membinasakan dunia ini, seperti status Merapi ini adalah status “awas.” Amaranya adalah, “Takutlah akan Allah dan muliakanlah Dia, karena telah tiba saat penghakiman-Nya.”  Dunia zaman ini adalah dunia yang tidak takut kepada Tuhan.  Manusia lebih takut kepada sesamanya manusia dari pada Tuhan.  Lihat saja manusia lebih takut berbohong kepada manusia ketimbang Tuhan.  Lihatlah manusia melakukan perzinahan di tempat tersembunyi jauh dari orang yang di kenal.  Manusia mencuri, korupsi dengan berbagai intrik secara sembunyi, padahal semua tindakan itu dilihat oleh Tuhan.  Mengapa demikian? KARENA MANUSIA TIDAK TAKUT LAGI KEPADA TUHAN.  Bandingkan dengan Yusuf, meskipun ada kesempatan berzinah tapi tidak dilakukannya karena takut kepada Tuhan.

Amaran untuk “menyembah Tuhan Pencipta langit dan Bumi dan semua mata air.”  Manusia zaman ini lebih senang memuja harta, memuja kemegahan dunia, memuja ciptaan bukan pencipta.  Menyembah Tuhan tidak lagi menjadi prioritas manusia termasuk umat Tuhan sekarang ini (walau tidak semua).  Sabat sebagai tanda penciptaan Tuhan atas manusia tidak lagi di hormati, hukum-hukum Tuhan di injak-injak.  Perkara-perkara rohani hanya sebagai selingan, alkitab, buku-buku rohani hanya sebagai aksesoris saja dan materialisme mengambil tempat yang utama dalam hidup manusia.

Sementara tanda-tanda sudah dibunyikan, peperangan, bencana alam dimana-mana, kejahatan yang merajalela. Semua ini di pertontonkan supaya manusia sadar dan insaf, dan tidak memandang remeh amaran.  Namun ironis Semua amaran diatas sering diabaikan dan dianggap remeh, termasuk oleh Umat Tuhan sendiri.


III.Kabar baik di balik Merapi
Meletusnya merapi meninggalkan duka dan air mata.  Rumah hancur berantakan, harta benda lenyap, orang-orang yang di kasihi tewas.  Seperti kata pepatah “Untung tak dapat di raih, malang tak dapat di tolak, “ bencana tak diingini tapi tidak bisa juga di tolak. Namun semua ini harus dihadapi dengan tabah dan pasrah kepada Yang Maha Kuasa. Pepatah juga mengatakan dibalik awan ada pelangi dibalik kesusahan ada berkat  inilah kabar baik dari Merapi.

Bila Merapi sudah berlalu awan panas akan menjadi awan yang menyejukkan, lava dan debu vulkanik akan membawa berkat bagi tanah, terutama bagi tanaman.  Abu yang mengandung beberapa unsur kimia seperti belerang ternyata cukup efektif untuk secara alamiah memberantas hama tanaman sayuran berupa ulat dan serangga.  Untuk jangka panjang akan meningkatkan unsur hara tanah akibat pengkayaan oleh abu vulkanik yang menimbulkan meningkatnya kesuburan tanah.  Material berupa pasir dan batu yang mengendap di sungai merupakan sumber penghidupan bagi masyarakat yang berprofesi sebagai penambang pasir tradisonal.


Sama halnya dengan lahar dan debu Merapi yang akan menyuburkan tanah, maka tanah hati manusia juga akan menjadi subur.  Pengalaman penderitaan dan kesusahan itu akan mendekatkan hidup kepada Tuhan.  Hal itu mengajar manusia untuk melakukan intropeksi diri dan ini akan menolong membentuk tabiat  menjadi lebih baik dari sebelumnya.  Kita akan semakin tekun beribadah, lebih rajin berdoa, belajar firman Tuhan dan semua itu akan menyuburkan rohani kita, lalu kita akan berbuah banyak, sebab hati batu yang keras dan kasar akan dihancurkan, hati semak duri yang menusuk dan menghimpit akan di cabut digantikan dengan hati yang lemah lembut dan sabar.

Kabar baik bahwa Allah tidak meninggalkan kita saat mengalami musibah dapat di percaya.  Pesannya adalah bahwa dunia bukan tempat yang nyaman dan aman buat kita.  Hari depan yang penuh harapan masih akan datang lagi seperti yang di janjikanya dalam Yeremia 29:11: “Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.”


Kesimpulan
Dunia akan segera kiamat dan sebelum masa itu tiba status waspada, siaga dan awas sudah di perdengarkan kepada dunia ini dan itu adalah kabar baik buat kita.  Tidak seorangpun harus binasa bila amaran Tuhan di respon dengan baik lewat pertobatan hidup seperti seruan Yohanes pembaptis, “bertobatlah sebab kerajaan Sorga sudah dekat.” Waktunya untuk bersedia dan berjaga-jaga dalam iman sebagaimana yang Yesus sampaikan, “Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya." (matius 25:13).  Seperti kata petrus bahwa, “Hari Tuhan akan tiba seperti pencuri. Pada hari itu langit akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat dan unsur-unsur dunia akan hangus dalam nyala api, dan bumi dan segala yang ada di atasnya akan hilang lenyap. Jadi, jika segala sesuatu ini akan hancur secara demikian, betapa suci dan salehnya kamu harus hidup.” (2 pet 3:10-11)
Marilah kita siapkan hidup kita, keluarga kita, gereja kita untuk menyambut hari yang besar itu.

@deddypanjaitan



Artikel Terkait:

0 komentar:

Posting Komentar

Artikel Sering di baca