Frederick W.Taylor adalah satu dari sekian banyak orang yang
mengerti betapa pentingnya istirahat dalam meningkatkan performa kerja. Di tahun 1898, semasa perang Spanyol-Amerika,
dia berkerja pada satu perusahaan baja yang sangat besar. Sebagai seorang eksekutif muda yang penuh
ambisi, dia mempelopori suatu sistem kerja yang cukup unik.
Pada saat itu tidak ada mesin pengangkat barang,
sehingga batangan-batangan baja yang telah siap dikirim, harus dimuat ke dalam
gerbong kereta api dikerjakan dengan menggunakan tangan. Hal ini bukanlah sesuatu yang dapat dilakukan
dengan mudah dan cepat. Setelah mencoba
berbagai metode, maka eksekutif muda ini berkesimpulan bahwa efisiensi kerja
para buruhnya dapat ditingkatkan jika mereka beristirahat secara berkala.
Dia membujuk beberapa buruh untuk mengikuti
metodenya dengan menawarkan gaji sebesar dua kali lipat dari apa yang mereka
terima. Dia juga menambah semangat kerja
para buruh ini dengan menyebut mereka “Pekerja Bayaran Tinggi”. Untuk metode
ini peluit akan berbunyi tanda berhenti bekerja setelah mengangkat batangan
baja selama 12 menit. Kemudian mereka akan
beristirahat selama 3 menit. Lalu peluit
akan berbunyi lagi tanda mulai bekerja kembali.
Hasilnya, batangan baja yang
dapat diangkat meningkat dari 12,5 ton menjadi 47 ton per hari. Mukjizat ini memelopori jam istirahat kerja
yang sekarang disebut rehat kopi.
Kejadian di atas menunjukkan bahwa istirahat
sangatlah perlu untuk “peremajaan fisik”.
Dalam bab mengenai stres disinggung bahwa waktu santai adalah syarat
penting untuk “pemulihan” kekuatan mental.
Liburan cuti adalah sesuatu yang mutlak bukan hanya bagi kesehatan fisik
dan mental saja, tetapi juga bagi kesehatan sosial. Pada masa liburanlah kita dapat mempererat
hubungan sosial dengan keluarga, kerabat kerja, dan bahkan dengan diri kita
sendiri serta tentunya dengan alam.
Istirahat, waktu santai maupun liburan cuti adalah sama mutlaknya dengan
air, makanan, udara, dan sebagainya dalam membentuk satu kehidupan yang
lengkap. Ada beberapa hal penting yang
perlu diperhatikan dalam merencanakan dan mengadakan liburan cuti, agar liburan
tersebut dapat bermanfaat dan berkesan.
Biasakan hidup santai di rumah. Ada orang
yang bekerja keras untuk dapat membeli rumah yang cocok disebut istana, tetapi
tidak bisa merasa santai di dalamnya karena berbagai macam alasan. Belajarlah hidup santai di rumah dan jangan jadikan rumah menjadi kantor
kedua. Jikalau suasana rumah tetap
mengingatkan pekerjaan di kantor, rencanakanlah untuk berlibur ke luar kota
yang memiliki lingkungan yang berbeda.
Rencanakanlah suatu liburan yang santai. Jaga agar jangan sampai nantinya perlu istirahat
setelah pulang berlibur. Ada seorang
kenalan saya yang mengatur liburannya sedemikian rupa sehingga liburannya diisi
oleh acara-acara yang telah terjadwal dengan kaku dan ketat sampai jam per jam,
sehingga untuk bangun paginya pun diatur oleh jam weker. Liburan seperti ini akan dapat menimbulkan
frustrasi dan perselisihan di antara anggota keluarga yang ikut berlibur. Libatkan anggota keluarga dalam proses
perencanaan agar liburan itu dapat memenuhi kebutuhannya masing-masing.
Rencanakan sesuatu yang berbeda dari kebiasaan
sehari-hari. Bagi seseorang yang
pekerjaannya bersifat cepat dan menegangkan, dia perlu memilih kegiatan yang
lamban dan santai, dan sebaliknya.
Jangan bawa pekerjaan ke tempat liburan. Jangan tergoda untuk membawa serta tas
kerja. Jangan telepon ke kantor. Boleh jadi yang perlu berlibur memang benar
memegang posisi super penting di kantor.
Tetapi jika dia merasa bahwa tanpa dia perusahaan akan bangkrut dalam
beberapa hari, boleh jadi dia adalah “sapi perah” perusahaannya, atau dia yang
sedang bekerja pada perusahaan yang sistem manajemennya sangat parah, atau bisa
juga dia adalah seseorang yang sedang menipu dirinya.
Persiapkan liburan dengan matang. Ini penting, agar bisa berangkat dengan rasa
percaya diri. Adalah bijaksana jika untuk liburan ini persiapan
telah dilaksanakan jauh hari sebelumnya.
Catatlah hal-hal yang harus diselesaikan sebelum berangkat. Lengkapilah catatan itu dengan hal-hal yang
harus dibawa. Suasanan liburan dapat dirusak oleh hal-hal yang
belum sempat dikerjakan dengan tuntas, dan oleh sesuatu yang tertinggal di
rumah.
Variasi tujuan liburan.
Memang perlu juga sekali-kali
berkunjung ke sanak saudara. Tetapi,
lain lagi ceritanya jika hal ini dilakukan pada setiap liburan. Liburan khusus untuk keluarga sendiri juga penting
untuk mempererat hubungan batin di antara anggota keluarga. Anggota keluarga sendiri akan lebih
menghargai waktu yang dikhususkan untuk bisa bersama dengan mereka daripada
pemberian lainnya yang bersifat materi.
Lakukan kegiatan yang meng-alam. Alam memiliki obat yang sangat mujarab bagi tubuh dan jiwa. Jadi, sangat baik untuk berlibur di alam yang
benar-benar alami. Berbeda halnya dengan
kota sebagai hutan bangunan, hutan pepohonan akan menyegarkan jiwa. Kegiatan-kegiatan yang meng-alam seperti
berkemah, mendaki gunung, memancing di sungai atau sekadar mengamati matahari
terbit dan terbenam serta berjalan-jalan di padang terbuka, akan memberikan
kesegaran lahir dan batin.
Sediakan
waktu yang khusus untuk menyendiri. Orang-orang yang sangat sibuk dalam
pekerjaannya perlu mencari waktu di rumah agar bisa sendirian walau hanya 20–30
menit setiap hari. Lakukan juga hal ini
sewaktu berlibur. Gunakan waktu yang
sempit itu untuk menilik jauh ke dalam diri.
Berbicaralah dengan jujur kepada diri sendiri. Periksalah kelemahan dan
kekuatan diri, dan telaah kembali apa yang sebenarnya diinginkan dalam hidup
ini.
Setelah disegarkan oleh liburan cuti yang baik, maka kita dapat bekerja
kembali dengan semangat baru serta daya performa yang lebih mantap. Dengan demikian, waktu yang kita gunakan
untuk berlibur itu dapat membuat kita bekerja lebih efisien, yaitu mengerjakan
suatu tugas dengan tepat dalam waktu yang lebih singkat. Dalam hal ini, seseorang memang harus
membelanjakan waktu untuk menghemat waktu.
0 komentar:
Posting Komentar