Seiring bertambahnya kemajuan teknologi, maka kemajuan teknologi
reproduksi manusia juga bertambah maju. Saat ini alternatif dalam
memiliki anak bukan lagi hal mustahil. Melalui teknologi bayi tabung
suami-isteri dapat memiliki anak. Berikut pembahasannya.
Untuk bertahun-tahun lamanya para ilmuwan dibebani pertanyaan bagaimana
menolong isteri-isteri yang mandul oleh karena tuba fallopi atau saluran
telur tersumbat. Bilamana sel telur secara normal dihasilkan setiap
bulan, tidak satupun yang mampu menerusi saluran tersebut, sehingga tak
akan pernah bertemu dengan sperma-sperma yang datang dari arah yang
berlawanan. Sekalipun sperma itu kecil dan bergerak dengan kecepatan
luar biasa, tetapi tetap terhalang, walaupun bagian yang tersumbat hanya
pada bagian ujung saluran.
Dengan demikian satu satunya cara untuk mengatasi masalah ini dengan
operasi yang bertujuan menyingkirkan segala penghalang. Kehadiran
teknik baru, pembedahan mikro dengan alat kateter khusus untuk
menyisihkan penghalang tersebut nampaknya memberikan harapan yang baik,
namun peluang untuk tetap hamil masih tetap belum memadai.
Sebab itu dibutuhkan pendekatan baru yang diharapkan mampu menyelesaikan
masalah tadi. Sehubungan dengan hal tersebut, satu pertanyaan penting
adalah: dapatkah sel telur istri dipersatukan dengan sel sperma suami
diluar tubuh (in vitro) untuk kemudian dimasukkan kembali ke dalam
rahim? dapatkah sel telur yang sudah dibuahi itu bertahan hidup dan
bertumbuh untuk beberapa saat dalam cawan petri sebelum dipindahkan ke
tempat yang seharusnya? kondisi yang memenuhi dua pertanyaan ini
merupakan prasyarat menuju teknologi bayi tabung.
Prosedur Bayi Tabung
Untuk mencapai tujuan diatas, maka beberapa langkah penting harus
dipenuhi terlebih dahulu. Eksperimen pada hewan terdahulu membuktikan
bahwa fertilisasi diluar tubuh tidak gampang. Memperoleh sari makanan
yang cocok untuk medium tempat perkembangan sel telur yang sudah dibuahi
memerlukan proses yang sangat teliti. Dan tentu yang paling sulit
adalah bagaimana dan kapan menanamkan zigot atau telur yang telah
dibuahi kembali ke dalam rahim si ibu.
Secara ringkas empat langkah utama pembuatan bayi tabung adalah:
1. Menyediakan sel telur yang sudah matang
2. Mengumpulkan sperma
3. Pembuahan
4. Transfer embrio ke dalam rahim.
Langkah pertama yang sangat penting dalam teknologi bayi tabung adalah
bagaimana mendapatkan sel-sel telur yang marang dan siap dibuahi in
vitro. Untuk itu, wanita yang telah ditentukan diperiksa keadaan indung
telurnya dengan teknik ultra sound yaitu satu teknik diagnostik yang
menggunakan gelombang suara untuk menghasilkan gambaran dan keadaan
dalam jaringan tubuh dalam hal ini ovari. teknik ini berfungsi menolong
mengerahui jumlah dan ukuran follikel atau bakal telur, sebelum proses
penarikan sel telur dimulai.
Teknik pengambilan dan pengumpulan sel telur dilakukan dengan
Laparospkopi. Operasi dilakukan dengan irisan kecil pada bagian abdomen
dan laparospkop dimasukkan. Laparoskop adalah alat khusus berbentuk
metal panjang yang memiliki optik sedemikian rupa, sehingga dapat
digunakan melihat langsung ke indung telur. kemudian sel-sel telur yang
kelihatan seperti benjolan pada permukaan indung telur diambil dengan
alat penghisap khusus.
Sel-sel telur yang sudah diperoleh ini kemudian dimasukksan dalan kultur
dan ditaruh dalam inkubator. Inkubator berfungsi untuk mengontrol
keadaan lingkungan seperti suhu, kelembaban, serta kebersihan permukaan,
demi tercapainya liingkungan yang optimum agar sel-sel telur tetap
matur seperti saat ovilasi. Bilamana segala sesuatu berlangsung mulus,
maka sel telur siap untuk dipakai dalam proses fertilisasi in vitro.
Mengumpulkan sperma
Kurang lebih dua jam sebelum teknik laparoskopi dilakukan, sang suami
telah mengumpulkan sampel sperma, biasanya dilakukan dengan cara
masturbasi. Demi mengusahakan hitungan sperma yang cukup untuk
fertilisasi, disarankan agar tidak mengalami enjakulasi selama beberapa
hari sebelumnya. kemudian sperma yang telah diperoleh dicuci dan
dilarutkan dalam substansi khusus guna menyamakan situasi seperti dalam
tuba fallopi manusia.
Pembuahan
Sekitar 50.000 sel sperma ditempatkan bersama dengan sel telur dalam
satu cawan petri. kemudian cawan petri itu dimasukkan ke dalam
inkubator dengan harapan, disana sel sperma akan berhasil menembusi dan
membuahi telur.
Beberapa jam setelah sel sperma dan sel telur digabungkan,
fertilisasipun berlangsung. Zigot yang kecil ini harus dimasukksan dalam
medium yang kwalitas maupun kwantitasnya mendukung pertumbuhan
embrionik. Hasil fertilisasi terus diamati dalam pembelahan sel sampai
tahap perkembangan blastosis, sat mana dia akan dipindahkan dan
dicangkokkan ke dalan rahim.
Transfer Embrio
Pencangkokan embrio ke dinding rahim merupakan pekerjaan yang paling
sulit dan penuh resiko. Waktu pelaksanaan pemindahan embrio harus
sesuai perkembangan lapisan endometrium rahim si ibu, dan untuk menolong
memuluskan prosedur ini, sering si ibu diberi suntikan hormon untuk
mempersiapkan dinding rahim menerima embrio yang akan dicangkokkan.
Pertama-rama embrio dimasukkan ke dalam kateter halus dan perlahan-lahan
disisipkan lewat mulut rahim (cervix) serta dilepaskan di dekat dinding
rahim tempat embrio berlabuh untuk bertumbuh. Metode pemindahan embrio
lewat pintu rahim ini dikenal sebagai tran-servikal.(bersambung)
Referensi: CZ. Panjaitan, Sains dan teknologi
0 komentar:
Posting Komentar