Jim Jones pemimpin bunuh diri massal

Pada tanggal 18 november 1978, sekitar 909 orang pria, wanita dan anak-anak mati dengan cara bunuh diri massal di pedalaman Guyana.  Namun diantara mereka ada yang selamat dari bunuh diri massal itu yaitu Jonestown.  Dia memberikan kesaksian bagaimana peristiwa yang menggemparkan itu terjadi.  Para orang tua menyuntikkan larutan sianida ketubuh anak-anak mereka setelah itu mereka pun meminum cairan yang sama. (Sianida adalah senyawa kimia yang mengandung kelompok siano C≡N, dengan atom karbon terikat-tiga ke atom nitrogen. Senyawa ini sangat beracun dan dapat membunuh dalam waktu beberapa menit saja.)

Tetapi belakangan ada penemuan sebuah rekaman kaset audio yang menyatakan bahwa mereka melakukan bunuh diri itu bukan atas dasar sukarela.  Bunuh diri massal itu dipaksakan oleh pemimpin karismatik agama mereka yang bernama Jim Jones.  Seorang wanita bernama Christine Miller sempat melawan dengan keras rencana bunuh diri pemimpin agama itu setelah akhirnya dia sendiri dibunuh.  Jim Jones mengatakan bahwa barangsiapa dari para pengikutnya tidak setuju maka mereka akan dibungkam mulutnya dan disingkirkan.

Metode bunuh diri Jim Jones bukalah metode baru. Gustav LeBon dalam bukunya tahun 1985, The Crowd: A Study of the Popular Mind, menyelidiki bagaimana pemikiran seseorang dapat dibelokkan, dikendalikan dan dipaksa untuk berbuat hal yang tidak masuk di akal.

Pola berpikir Jim Jones telah menghancurkan hidup banyak orang.  Kita sering melupakan apa yang sedang terjadi dalam pikiran kita; pola pikir kita bukan hanya mempengaruhi kehidupan kita, tapi juga kehidupan orang yang ada di sekitar kita.  Seringkali kita tidak menyadari bahwa pola pikir kita banyak di pengaruhi dari apa yang kita tonton, baca atau renungkan. Oleh sebab itu serahkan pikiran kita kepada Tuhan Sang Pencipta untuk mengendalikan pikiran kita untuk tetap berpikir benar dan baik serta berbuat yang benar.



Artikel Terkait:

0 komentar:

Posting Komentar

Artikel Sering di baca