Be The Best You Can Be

"A man's gift maketh room for him."
King Solomon

"Kamu melukis pakai kaki bisa sebagus ini. Saya pakai tangan saja
tidak bisa sebagus ini". Komentar-komentar seperti itu acap kali
diterima oleh Patricia Saerang, seorang wanita yang lahir tanpa
tangan namun dikaruniai Tuhan talenta yang luar bisa untuk dapat
melukis dengan menggunakan kakinya.

Komentar yang sebetulnya bernada pujian itu tidak sepenuhnya
dinikmati oleh Patricia. Mengapa? "Sebab dia membandingkan dirinya
dengan saya yang belajar melukis bertahun-tahun sementara dia sendiri
mungkin seorang sekretaris yang tidak pernah belajar melukis atau
manager," kata Patricia dalam sebuah wawancara dengan Metro TV.

Patricia sendiri mengaku lebih bangga jika lukisannya dinilai bukan
berdasarkan proses ia melukis (dengan menggunakan kaki) melainkan
dari hasil lukisan tersebut. "Saya lebih suka jika orang bilang
lukisan saya bagus atau hampir mencapai seperti lukisan Afandi,"
katanya sambil tersenyum.

Ketika ditanya apakah kemampuan ia melukis merupakan suatu talenta
atau ia kembangkan, Patricia dengan tegas menyatakan talenta yang
tidak dikembangkan tidak akan berguna. "Bakat itu 1 persen dan 99
persen itu usaha. Saya kebetulan diberikan bakat oleh Tuhan dan saya
kemudian mengembangkannya. Terkadang orang punya bakat namun ia tidak
mengembangkannya sehingga bakat itu tidak menghasilkan apa-apa,"
lanjut anggota AMFPA (Association of Mouth and Foot Painting Artists/
asosiasi para pelukis cacat yang melukis dengan kaki atau mulutnya)
yang berpusat di Swiss.

Pernyataan Patricia sungguh bermakna dalam. Disadari atau tidak,
salah satu hambatan terbesar dalam proses pertumbuhan diri seseorang
adalah kebiasaan membandingkan diri dengan orang lain. Jika kebiasaan
ini dibiarkan, bisa jadi akan timbul berbagai efek negatif, seperti
rasa iri kepada orang lain hingga menyalahkan Tuhan. Kebiasaan ini
juga membuat seseorang tidak mampu untuk melihat talenta yang
sebenarnya telah ada di dalam dirinya.

Seorang teman pernah berkata kalau patung indah sebenarnya sudah ada
dalam sebuah pohon jati. Namun, hanya pematung yang jelilah yang
dapat mengolah pohon jati tersebut menjadi sebuah patung yang indah.
Mengapa? Karena ia mampu melihat potensi yang sebenarnya telah ada
dalam pohon jati itu.

Saya sendiri sangat percaya kalau setiap orang diberikan talenta yang
berbeda-beda oleh Tuhan. Saya juga percaya kalau Tuhan ingin setiap
orang bersikap setia dalam mengembangkan talenta yang telah
dipercayakan kepadanya. Jadilah diri Anda yang terbaik. ***

Sumber: Be The Best You Can Be oleh Paulus Winarto. Paulus Winarto
adalah pemegang 2 Rekor Indonesia dari Museum Rekor Indonesia (MURI)
yakni sebagai pembicara seminar yang pertama kali berbicara dalam
seminar di angkasa dan penulis buku yang pertama kali bukunya
diluncurkan di angkasa.



Artikel Terkait:

0 komentar:

Posting Komentar

Artikel Sering di baca