Naik Bis Berdiri Gratis..

Ketika pertama kali naik bis di jakarta saya heran sehingga berdebat dengan seorang kondektur bis.

Sebenarnya ini adalah kesalah-pahaman, karena ketidak tahuan saya dengan pepatah, “Lain lubuk lain ikan, lain ladang lain belalang.”

Ternyata budaya dan kebiasaan yang berlaku di daerah itu berbeda-beda.  Memang dasar saya adalah wong deso yang masih polos  baru keluar dari pedalaman Tapanuli ke kota Metropolitan Jakarta.

Kisahnya, siang itu saya naik bis kota mayasari.  Begitu dalam bis saya melihat semua tempat duduk sudah berisi, sehingga saya pun harus berdiri di bagian belakang bersama dengan beberapa orang penumpang lain.

Seperti biasa, kondektur membunyi-bunyikan uang receh di tanganya meminta ongkos dari setiap penumpang.  Ketika tiba giliran saya..saya tidak memberikan dan mengacuhkan dia.

Lalu kondektur itu menyapa saya, ” mas-mas…ongkosnya mas…!
Saya jawab dengan enteng, ” Mas…saya kan berdiri, jadi buat apa saya bayar….! (dengan logat tapanuli yang masih kental)

Kondektur balik menjawab: “Maaf mas..di sini semua penumpang sama baik yang duduk dan berdiri musti bayar….!

Lalu saya menjawab lagi: ” Mas…. dikampung saya, klo penumpang berdiri ga bayar…ko disini bayar…!!(kebetulan dikampung saya klo naik bis berdiri tidak perlu bayar, bahkan klo anda naik bis tidak punya uang, berdiri saja walau tempat duduk ada yang kosong)

Kondektur menjawab lagi…kali ini dengan nada suara yang agak meninggi: ” Ini jakarta mas…bukan kampung mu…!!!??  Spontan semua penumpang menoleh kepada saya, ada yang tertawa ada juga yang hanya senyam-senyum aja….ha.ha.ha..ha..malu..lariiiiiiii……………….



Artikel Terkait:

1 komentar:

Anonim mengatakan...

ha..ha.h.a...ha...orang kampung masuk kota..

Posting Komentar

Artikel Sering di baca